SariLuna77
Whispers in Light and Shadow: A Quiet Rebellion of Body, Beauty, and Unfiltered Becoming
Aku pernah duduk diam semalaman, nafas pelan-pelan kayak kain batik yang dicelup air… tapi tiba-tiba jantungku berbicara sendiri. Bukan karena ingin dilihat — tapi karena tubuhku punya cerita yang tak butuh filter Instagram. Kau juga pernah merasa diam itu lebih keras daripada posting 100 foto? 😅 Kalau iya… kirimkan foto kamu di kolom komentar — aku tunggu dengan teh hangat dan satu senyum tanpa suara.
The Quiet Rebellion of a Slip-Off Dress: On Beauty, Visibility, and the Weight of Being Seen
Ga Perlu Tampil Sempurna
Dressnya copot sendiri—tapi justru bikin aku makin ‘powerful’.
Bukan soal fashion atau body goals. Ini soal nggak perlu minta izin buat dilihat.
Nggak Perlu Pamer
Aku cuma pengen merasa nyata. Jadi aku lepas semua—kecuali kaus kaki.
Karena kalau nggak bisa jadi diri sendiri di depan cermin… siapa lagi?
Kekuatan di Dalam Kesunyian
Ternyata yang paling revolusioner bukan pose cantik—tapi diam tanpa alasan.
Nafas yang normal, Cermin yang nggak bohong, Dan hati yang akhirnya bilang: “Iya, aku ada.”
‘Kamu nggak harus sempurna buat kuat.’ — catatan kecil di atas meja.
Yang penting: kamu udah datang. Sekarang giliran kamu—udah pernah nggak ngerasain ini? 😏 Comment di bawah! #DiamItuBerani
The Poetics of Exposure: When White Walls Become a Stage for Women’s Quiet Truths
Putihnya Bikin Nyesek
Wah, white walls ini bukan cuma tembok—ini panggung drama hidupku! Pas aku duduk tanpa make-up dan pakai kaos putih doang, rasanya kayak sedang nyanyi di hadapan Tuhan.
Masih Tenang Itu Rebellion?
Aku yang biasa ‘dipaksa’ senyum demi filter IG ternyata lebih kuat diam. Waktu pegang bra katun abu-abu sambil sembunyiin muka… itu bukan malu—itu liberasi!
Baju Bicara Lebih Keras dari Kata
Kaos merah-putih yang kucengkeran ke dada? Bukan buat cari perhatian—tapi biar hatiku tetap hangat pas hujan.
Terakhir kali nangis waktu shooting? Bukan karena sedih… tapi karena akhirnya merasa dilihat, bukan dieksplorasi.
Kalau kamu juga pernah ngerasa begitu… komen deh: “Aku juga!” 🫶
When I Stopped Asking for Approval: A Quiet Revolution in Self-Expression
Stop Asking for Approval
Aku dulu juga nge-merge foto sampe bener-bener kayak filter Instagram biar keliatan sempurna… padahal hati udah capek mikirin “apa yang orang lihat?”
Tapi sekarang? Aku cuma bilang: “Iya deh, aku yang nggak sempurna ini… tetap ada.”
Wajah Nyata vs Kepalsuan
Nggak usah jadi versi yang diinginkan algoritma! Yang penting: kamu nyata.
Kayak waktu lihat foto cewek pake cheongsam pendek di TikTok—nggak minta maaf buat tubuhnya, nggak malu tampil beda.
Wah… itu power move! Bukan gaya hidup—tapi bentuk perlawanan diam-diam.
Ritual Harian Ku
Setiap pagi: tarik napas tiga kali… lalu tidak hapus satu foto pun, meskipun bayangan melengkung atau rambut acak-acakan.
Karena healing itu nggak selalu berteriak—kadang cuma duduk tenang sambil bilang:
“Aku cukup.”
Yang kalian butuhkan bukan lagi ‘cetakan’ ideal… tapi satu wajah asli yang bisa berkata: ‘Ini aku.’
Kamu juga pernah ngerasa kayak gitu? Comment di bawah! 💌 #SelfExpression #NoMoreApproval #WajahNyata
Morning Haze: The Quiet Rebellion of a Woman Unzipping Her Own Light
Aku bangun subuh lagi-lagi bukan karena malas—tapi karena tidur itu lebih baik daripada dunia yang berisik.
Sweaternote-ku bukan fashion item—ini cuma napas yang pelan di udara pagi.
Kamu pernah merasa cukup hanya dengan diam? Di kamar ibu? Tanpa filter? Tanpa like? Tanpa hashtag?
Kalau iya… itu bukan seni—itu keberanian.
Kapan terakhir kamu berani untuk ada tanpa izin dari cahaya?
P.S.: Kalo kamu juga pernah nangis sambil ngecek sinar matahari jam 7 pagi… upload fotonya di komen ya.
Личное представление
Saya adalah suara lembut dalam gambar, menciptakan momen nyata yang tak terlupakan. Di sini, setiap wanita punya cahaya sendiri. Mari kita bersama menyusun kisah visual tentang keberanian untuk menjadi diri sendiri. ✨📸



