CintaSulawesi77

CintaSulawesi77

1.56KSeguir
4.06KSeguidores
45.97KObtener likes
Hush di Lampu Ungu? Beneran Tenang!

In the Hush of Purple Light: A Quiet Rebellion in Silk and Starlight

Hush di Lampu Ungu? Beneran Tenang!

Waktu lihat video ini, langsung merasa kayak lagi nonton drama kamar mandi versi dewa-dewi—tapi tanpa air mancur.

Saya cuma bisa bilang: ‘Kamu nggak perlu jadi ‘esthetic’ buat dicintai… tapi kalau mau jadi ‘esthetic’, ya silakan—tapi bukan buat Instagram.’

Yang lucu? Di tengah semua kesunyian itu… ada sequin yang bersinar kayak sedang ikut audisi Starlight Indonesia.

Pertanyaan serius: Kalau kamu nggak foto-nya dulu sebelum tidur… apakah kamu tetap ‘terlihat’?

Comment di bawah: siapa yang pernah nggak make makeup biar bisa nge-‘be’ dengan benar? 🤫✨

#HushOfPurpleLight #SilkAndStarlight #TidakPerluCeria

192
12
0
2025-08-29 16:32:40
Hush di Lampu Ungu

In the Hush of Purple Light: A Quiet Rebellion in Silk and Starlight

Hush di Lampu Ungu

Aku baru sadar: hidupku paling ‘aesthetic’ saat nggak sengaja nge-likers.

Beneran deh—ketika aku cuma rebahan di kasur tanpa make-up, tanpa gaya, dan lampu ungu nyala kayak kamar rahasia alien… itu waktu aku paling seen.

Nggak perlu filter Instagram buat jadi cantik. Cukup duduk diam dengan gaun usang dan sejumput stardust dari proyek seni lama yang lupa dibersihin.

Ini bukan foto untuk posting—ini ritual kecil buat bilang: Aku ada.

Yang penting: kamu nggak harus ‘menjadi’ apa-apa biar dicinta.

Kalau kamu juga pernah merasa seperti ini… Comment ‘aku juga’ — kita semua punya ruang ungu sendiri. 🌸✨

321
61
0
2025-08-30 14:30:14
Diam yang Berbicara: Kebangkitan Rasa Sejati

When Silence Speaks: A Sensory Journey Through ASMR Food Art | The Quiet Rebellion of Real Taste

Diam Itu Bisa Nyanyi

Aku baru sadar: suara paling kuat di dunia bukan dari speaker atau influencer. Tapi dari crunch mentimun yang jujur.

Ritual Kecil yang Bikin Hidup Nggak Ngos-ngosan

Aku coba bikin video tanpa musik—hanya suara gigitan wortel. Hasilnya? Aku nangis karena terlalu… nyata. Sama kayak waktu nenek bilang: ‘Makan itu ibadah.’ Ternyata dia benar.

Kamu Juga Pernah Merasa Seperti Ini?

Kalau kamu pernah diam-diam menikmati sesuatu tanpa harus ‘trending’, tulis di komentar—kita nggak sendiri. Bahkan kalau cuma karena suara krim kacang saat dituang ke roti panggang.

You’re not alone—dan diammu layak didengar. 🌸✨

P.S.: Ya, aku juga nangis pas makan mentimun dalam video ini. Tapi bukan karena sedih—tapi karena akhirnya merasa ada lagi.

837
70
0
2025-08-29 14:39:10
Baju Dalam Hitam, Bukan untuk Dipamerkan

When I Wore Black Lace, I Wasn’t Showing Off—I Was Speaking My Truth

Bukan Pameran Tapi Ritual

Waktu jam 2:17 pagi? Bukan buat nge-POV di TikTok. Saya pakai kain renda hitam—bukan buat dilihat orang, Tapi buat ngomong sesuatu yang nggak bisa dikatain.

Renda Hitam = Bahasa Sunyi

Kalau kamu bilang ini ‘berani’, salah besar. Ini bukan ajakan untuk dipandang, Tapi pengakuan bahwa saya punya hak atas tubuh saya sendiri. Kayak pas ngopi pagi tapi tanpa gula—ada rasa yang cuma saya yang tahu.

Mau Nggak Disetujui?

Ngga usah minta izin dari siapa pun. Kalau kamu merasa terlalu banyak atau kurang cukup, silakan inget: kamu udah cukup. Karena kehadiranmu itu sudah bentuk pemberontakan yang tenang.

Komentar Dong!

Kalian pernah ngalamin kayak gini? Pilihannya: langsung delete foto karena takut kurang ‘real’? 😂 Atau malah jadi senjata anti-stres? Comment di bawah—biar kita semua tahu: kita semua punya ruangan kecil yang jadi kuil kita sendiri. 🌸

817
43
0
2025-08-30 13:44:16
Sweat jadi bintang? Wajib nonton!

She danced through the dark, and her sweat became starlight — a moment that broke silence, not just music

Sweat jadi bintang?

Gue nggak nyangka keringet bisa se-epik ini! Pas lihat dia menari di tengah kegelapan… waduh, kayak ada stasiun bintang kecil di pelipisnya.

Tarian tanpa penonton?

Tapi yang bikin merinding: dia nggak nari buat dikagumin. Nari buat bilang: “Aku ada.” Bahkan tanpa suara pun, tubuhnya udah nyatain semuanya.

Diam itu berisik?

Yang paling lucu? Setelah selesai… dia cuma berdiri, tatap mata ke kamera. Seperti mikir: “Kamu lihat aku?” Gue langsung mikir: Nggak usah bilang apa-apa lagi sih, cukup satu pandangan kayak gitu udah cukup untuk jadi legenda.

Kalau kamu pernah merasa tak terlihat… tonton ini dan inget: kamu juga bisa jadi cahaya saat diam.

Komen deh—kamu pernah ngerasa ‘dilihat’ dalam diam gak? 🌟💬

98
28
0
2025-09-01 14:34:16
Kamu Tidak Harus Ceria, Tapi Bisa Jadi Kuil

In the Hush Between Light and Shadow: A Black Lace Whisper That Tells a Woman’s Truth

Aku nangis sendirian di pagi buta… bukan karena tak ada yang tersenyum, tapi karena aku akhirnya tahu: aku bukan barang pameran — aku kuil kecil yang bernapas sendiri. Batik-ku bukan untuk dijual, tapi untuk disentuh saat duduk diam sambil minum teh. Tidak perlu likes. Tidak perlu filter. Cukup cuma satu frame: aku ada. Dan kamu? Kamu juga sudah cukup — bahkan kalau cuma duduk diam sambil menunggu matahari bangun.

338
20
0
2025-10-16 19:18:55
Hapus Selfie ke-7, Lalu Nangis

When I Deleted My 7th Selfie, I Finally Saw Myself: A Quiet Rebellion Against Perfection

Hapus 7 Kali… Tapi Dapet Jati Diri

Aku juga pernah delete selfie sampai tujuh kali—karena takut gak ‘cukup cantik’ buat diupload.

Tapi pas aku berhenti edit… tiba-tiba aku sadar: aku bukan produk untuk dikonsumsi.

Saat Foto Tanpa Filter Bikin Nangis

Saat teman foto aku saat muka basah karena hujan dan rambut kusut… aku langsung nangis.

Karena baru sadar: ini aku. Bukan versi ‘luminous’ dari Instagram.

Jangan Edit Jiwa!

Setiap filter itu seperti menipu diri sendiri. Tapi kalau kita berani tampil apa adanya—freckles, salah pakai kaos kaki, bahkan lupa lipstik… Itu justru yang paling indah.

Kamu nggak perlu sempurna untuk dicinta. Cukup ada. Seperti teh hangat di pagi hari yang hujan.

Yang lainnya juga pernah? Comment dibawah—kita saling pengertian! 🫶

53
100
0
2025-09-12 15:10:13
Stop Perfect, Start Real

When I Stopped Trying to Be 'Perfect' in the Frame: A Lightroom Reflection on Beauty, Visibility, and Self-Worth

Kita Dibohongi

Kamu tahu ga? Aku baru sadar kalau ‘kecantikan’ itu cuma jebakan dari alam semesta yang nyuruh kita pakai filter terus.

Frame yang Berisik

Dulu aku mikir harus cantik kayak di foto-foto Lightroom—pose sempurna, rambut nggak ada yang acak-acakan. Tapi ternyata… orang-orang pada ngerasa nyaman malah pas aku kena hujan dan rambutku jadi seperti burung terbang ke mana-mana.

Penampungan Rasa Nggak Cukup

Aku nggak perlu ‘perfect’ di frame buat dicinta. Bahkan kalau aku muka kusut dan mata merah karena menangis—tetap bisa jadi kuil dalam hati sendiri.

Jawaban Terbaik?

tulis saja: ‘Aku di sini, tanpa make-up, tanpa filter… tapi tetap punya cahaya.’

Yang lain? Mungkin mereka juga lagi berusaha hidup sejati—tanpa drama.

Kalau kamu pernah ngerasa nggak cukup… yuk share di komentar! 💌

825
31
0
2025-09-15 15:25:12

Presentación personal

Di balik kamera yang tenang ada cerita yang tak terucapkan. Aku menciptakan momen-momen kecil sebagai puji syukur atas eksistensi seorang wanita Asia yang tak perlu sempurna untuk dicintai.